Aku coba lalui hari ini meski gusar menyesakkan dada. Hati ini telah penuh dengan kegusaran yang semena-mena merajalela, memenuhi ruang otakku. Rasanya, lumpuh sudah sendi-sendi kaki dan tanganku karena gusar, gundah yang memuakkan ini. Sungguh tak kusangka, begini rupanya jika kegusaran merajai setiap hari yang kulewati. Ingin rasanya kukatakan pada dirimu, namun lidahku kelu, aku ingin menangis saja, sehingga aku tak perlu bersusah payah bicara, menyusun kata, membuat segalanya menjadi masuk akal bagimu. Dengarkan saja raung tangisku, itu sudah cukup. Karena memang, tak mudah berkata-kata, walau hanya sendiri, pada diriku sendiri saja. Setelah sekian lama, aku baru menyadari bahwa aku telah kehilangan kemampuan untuk hibernasi. Tak ada lagi beruang yang tidur di musim dingin, tak ada lagi aku dengan sepetak kecil ruang kamar. Hanya saja jangan biarkan aku sendiri. Karena hari yang kulalui hari ini sungguh menyesakkan dada.
Aku jadi ingin berlari, sekencang-kencangnya, sampai peluh membasahi seluruh tubuhku, sampai aku tak sanggup lagi berlari, dan sampai lumpuh benar semua sendi-sendi kakiku. Biar aku penat, hingga tak perlu khawatir jika hari ini bukanlah hariku. Biar aku capai, hingga nanti, seusai berlari, aku akan tidur lelap. Mengarungi dunia mimpi, barangkali saja kita akan bertemu di sana. Dan aku bisa puas bercakap-cakap denganmu tanpa jeda, dan saat itu pula aku berharap jangan potong kata-kataku, biarkan semuanya mengalir… walaupun mungkin, kau tak bisa untuk itu. Kalau tidak, biarkan saja aku dalam kesendirian, aku tak akan takut meski malam ini aku bisa mimpi buruk seperti kemarin. Atau.., biarkan aku berlari, hingga aku letih dan haus, kemudian aku akan minum berliter-liter air, sampai aku teler karena mabuk air. Dan biarkan saja aku mati karena berlari, biarkan aku terseok-seok dalam keringnya nafasku, dan biarkan.., biarkan.., aku buang semua gelisah dan gundah ini dengan caraku sendiri…
Kau tak usah ikut-ikut berlari menyusulku, biarkan saja aku sendiri, dalam kesendirian, seperti hibernasiku. Aku tak perlu menarik dirimu ke dalam duniaku yang penuh dengan gelisah, gundah, gusar, sesak…,
Mungkin aku memang tak berpendirian. Aku tak mau sendiri, aku ingin kau temani, aku ingin ada dirimu, tapi malah aku mengusirmu dengan kejam, tak berperasaan. Jangankan kau, akupun gamang. Aku bisa bayangkan, tak perlu atraksi seorang badut untuk membuatku tertawa, tak perlu sekotak permen untuk membuat hari ini terasa manis. Duduklah hari ini disampingku teman, itu saja.
No comments:
Post a Comment