Tak perlu posisi mantap untuk memulai tulisan ini. Karena hatiku sudah berdegup terlalu kencang, pikiranku sudah melanglang, bukan memilah kata, tapi mencari cara untuk memuntahkannya dengan jalan yang sopan. Aku tak peduli jika kau tak mengerti. Karena aku hanya ingin kau dengarkan. Aku pun tak tahu, apakah kau seorang pendengar yang hebat. Sepertinya, aku butuh seorang kawan untuk berbicara tentang segalanya. Bersedia atau tidak, aku jelas tak peduli. Toh, kini kita berada pada lingkaran yang sama. Tak percaya? Sudah kubilang sebelumnya, tak perlu kau pertanyakan apapun, cukup dengarkan, dengarkan, dengarkan. Bukankah kau juga begitu? Itulah lingkaran yang sama itu. Kita sama-sama manusia, sama-sama hidup, sama-sama ingin didengarkan. Tapi kini mungkin kau “hidup” , hanya saja tidak denganku teman. Sekarang kau percaya kan?
Aku mati dalam kehidupan. Aku mati dalam segenap keresahan jiwa. Mempertanyakan sesuatu yang tak bisa ku jawab. Kutanyakan pada seorang teman yang lain, dia memberikanku peta. Sayangnya, aku buta arah. Kutanyakan pada bunda, tapi bunda inginnya berbeda. Dan kutanyakan pada Tuhan, tapi Dia hanya berikan tanda. Tuhan, berikan aku formula membaca tanda-Mu. Lalu kini aku bertanya padamu, aku harus bertanya pada siapa lagi? Hanya keresahan yang kutemukan, tanda tanya yang kulihat, kebingungan yang menghampiri. Kau tak perlu jawab tanyaku, cukup keluarkan saja aku dari segala keresahan yang memuakkan ini.
Oh, aku jadi menerawang. Jangan-jangan Tuhan berikan keresahan untuk membuatku terus bertanya hingga kucari, kudapat jawabnya. Tapi mengapa tak kudapat jalan kesana? Harus dengan apa aku pergi? Ini labirin kebingungan, dan aku memaksamu untuk ikut bersamaku. Akankah kita temukan jalan?
Hatiku masih saja berdegup kencang. Memikirkan segalanya benar-benar ingin membuatku muntah. Aku tau kau tak akan jijik. Karena aku akan muntah, meraung, menangis dihadapanmu jika ku bisa. Kini, ku bagi resahku walau kau berontak, berkecamuk dalam hati memintaku untuk menghentikan kegilaan ini. Tidak. Jawabku tegas. Aku tak tahu kau hebat atau tidak, karena yang ku tahu, kau akan dengarkan aku, karena kita semua begitu.
Aku tak berdaya walaupun ada tenaga, aku mati walaupun aku hidup. Tuhan yang punya daya untuk melakukan segalanya, tapi kini ku ingin kau yang hidupkan aku.
No comments:
Post a Comment